
Fakultas Peternakan Unand Laksanakan Pengabdian Masyarakat di Pesisir Selatan: Dukung Peningkatan Kapasitas Peternak Lokal
Sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, Departemen Teknologi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Andalas, melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Kelompok Tani Padang Dama 2, Nagari Koto Baru Koto Berapak, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas peternak melalui edukasi dan pelatihan pada lima aspek utama, yakni pemilihan bibit sapi unggul, manajemen reproduksi dan kesehatan ternak, pengolahan pakan, pengolahan kompos, serta strategi pemasaran hasil ternak. Pendekatan ini diharapkan mampu memperkuat unit usaha peternakan rakyat secara terpadu dan berkelanjutan.
Partisipasi aktif datang dari berbagai pihak, termasuk anggota kelompok tani, petugas inseminasi buatan (IB), penyuluh pertanian lapangan (PPL), pendamping desa, hingga pimpinan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat. Diskusi yang berlangsung menunjukkan antusiasme tinggi, membahas berbagai permasalahan di lapangan dan solusi inovatif berbasis teknologi serta hasil riset akademik.
Salah satu materi utama adalah pentingnya pemilihan induk sapi yang sehat dan produktif serta pemahaman mengenai tanda-tanda birahi. Tim dosen menekankan perlunya pelaporan cepat kepada petugas IB agar tingkat keberhasilan reproduksi dapat ditingkatkan. Selain itu, pentingnya konsistensi dalam pemberian pakan juga menjadi perhatian, mengingat perubahan hijauan secara mendadak dapat berdampak buruk pada metabolisme ternak.
Kelompok Tani Padang Dama 2 yang semula mengelola 15 ekor sapi Pesisir kini mulai merintis unit usaha baru berupa pengolahan kompos. Produk ini direncanakan akan diuji kandungan nutrisinya dan dipasarkan dengan merek dagang lokal. Kelompok ini juga telah resmi terdaftar dalam Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian Nasional.
Dengan dukungan lahan pertanian seluas 90 hektare, di mana 25 hektare di antaranya digunakan untuk komoditas padi, sektor peternakan menjadi unggulan yang terus dikembangkan secara terpadu di nagari ini.
Prof. Khasrad dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas turut menyampaikan pentingnya digitalisasi data ternak. “Sudah sewajarnya kelompok tani mulai mengembangkan data digital atau recording untuk setiap ekor sapi yang akan dijadikan bibit. Ini tidak hanya penting untuk manajemen reproduksi, tetapi juga menjadi nilai tambah dalam strategi pemasaran,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, tim dosen juga memperkenalkan UNANDHub, aplikasi digital inovatif yang dikembangkan Universitas Andalas untuk menjembatani komunikasi antara akademisi, petani, penyuluh, dan masyarakat. Melalui platform ini, pengguna dapat mengakses informasi teknis, layanan konsultasi daring, serta dokumentasi kegiatan riset dan pengabdian. Dengan tagline “UNAND Semakin Dekat”, aplikasi ini diharapkan menjadi sarana efektif dalam diseminasi ilmu pengetahuan ke masyarakat.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret Universitas Andalas dalam memperkuat sinergi antara dunia akademik dan masyarakat, serta berkontribusi dalam pembangunan peternakan rakyat yang unggul, adaptif, dan berkelanjutan.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas peternak melalui edukasi dan pelatihan pada lima aspek utama, yakni pemilihan bibit sapi unggul, manajemen reproduksi dan kesehatan ternak, pengolahan pakan, pengolahan kompos, serta strategi pemasaran hasil ternak. Pendekatan ini diharapkan mampu memperkuat unit usaha peternakan rakyat secara terpadu dan berkelanjutan.
Partisipasi aktif datang dari berbagai pihak, termasuk anggota kelompok tani, petugas inseminasi buatan (IB), penyuluh pertanian lapangan (PPL), pendamping desa, hingga pimpinan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat. Diskusi yang berlangsung menunjukkan antusiasme tinggi, membahas berbagai permasalahan di lapangan dan solusi inovatif berbasis teknologi serta hasil riset akademik.
Salah satu materi utama adalah pentingnya pemilihan induk sapi yang sehat dan produktif serta pemahaman mengenai tanda-tanda birahi. Tim dosen menekankan perlunya pelaporan cepat kepada petugas IB agar tingkat keberhasilan reproduksi dapat ditingkatkan. Selain itu, pentingnya konsistensi dalam pemberian pakan juga menjadi perhatian, mengingat perubahan hijauan secara mendadak dapat berdampak buruk pada metabolisme ternak.
Kelompok Tani Padang Dama 2 yang semula mengelola 15 ekor sapi Pesisir kini mulai merintis unit usaha baru berupa pengolahan kompos. Produk ini direncanakan akan diuji kandungan nutrisinya dan dipasarkan dengan merek dagang lokal. Kelompok ini juga telah resmi terdaftar dalam Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian Nasional.
Dengan dukungan lahan pertanian seluas 90 hektare, di mana 25 hektare di antaranya digunakan untuk komoditas padi, sektor peternakan menjadi unggulan yang terus dikembangkan secara terpadu di nagari ini.
Prof. Khasrad dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas turut menyampaikan pentingnya digitalisasi data ternak. “Sudah sewajarnya kelompok tani mulai mengembangkan data digital atau recording untuk setiap ekor sapi yang akan dijadikan bibit. Ini tidak hanya penting untuk manajemen reproduksi, tetapi juga menjadi nilai tambah dalam strategi pemasaran,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, tim dosen juga memperkenalkan UNANDHub, aplikasi digital inovatif yang dikembangkan Universitas Andalas untuk menjembatani komunikasi antara akademisi, petani, penyuluh, dan masyarakat. Melalui platform ini, pengguna dapat mengakses informasi teknis, layanan konsultasi daring, serta dokumentasi kegiatan riset dan pengabdian. Dengan tagline “UNAND Semakin Dekat”, aplikasi ini diharapkan menjadi sarana efektif dalam diseminasi ilmu pengetahuan ke masyarakat.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret Universitas Andalas dalam memperkuat sinergi antara dunia akademik dan masyarakat, serta berkontribusi dalam pembangunan peternakan rakyat yang unggul, adaptif, dan berkelanjutan.